Wahai ilalang adakah engkau yang melihat burung kolibriku hinggap didahanmu ?
Musim semi telah berlalu, ladang gandum mulai menguning,
hatiku bertabah resah ketika butiran hujan membasahi bumi.
Aku begitu takut sesuatu terjadi dengannya,
pikirankupun semakin liar dan terus membayangkan sesuatu yang tak harus terjadi.
Mungkin saja dia terjerat oleh getah pak tani di ladang. Tuhan apa yang terjadi dengannya, masih ingatkah tentang sesuatu yang pernah kutanyakan padanya ?
Aku terus berteriak, sesekali aku melengok ke kiri
dan ke kanan, hampir tak ada tempat yang tak luput dari pandanganku.
Wahai cempaka, kiranya aku bisa melihatnya
sampaikanlah salam rinduku padanya,
jika saja Tuhan berkehendak lain
tunjukkanlah bait-bait cinta
yang kutuliskan untuknya di atas batu nisanku.
Kak Irhyl ‘k Ranthaz, 20-01-2007
0 Comments